Minggu, 06 Mei 2018

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN REVOLUSI INDUSTRI DALAM ERA 4.0

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN REVOLUSI INDUSTRI DALAM ERA 4.0

Perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi.

Di era sekarang melahirkan revolusi industri ke-4. Jerman sebagai Negara yang mengglobalkan istilah industri 4.0 secara tidak langsung merubah wajah industri dunia. Menurut Wikipedia, industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik, yang mencakup sistem siber fisik, internet untuk segalanya, komputer awan, dan komputasi kognitif.Perkembangan dunia digital saat ini sudah mencapai segala aspek dari segi bisnis, politik, ekonomi, budaya, hiburan, transportasi, dan lain sebagainya. Dari segi budaya saat ini di berbagai Negara telah mengembangkan budaya digital (digital culture), yang dimana fleksibilitas memungkinkan membawa pengaruh pada industri media dan pengguna.
           Menristekdikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:
1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
3. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.
5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.

Tidak dapat kita pungkiri, dengan semakin canggihnya teknologi yang sedang berkembang mau tidak mau membawa perubahan yang cukup signifikan di berbagai lintas sektor kehidupan. Salah satu bahasan yang cukup menarik yakni terkait hubungan revolusi industri 4.0 dengan sistem pendidikan di Indonesia, sesuai arahan MENRISTEKDIKTI terkait dampak industri 4.0 yakni dengan adanya ‘digitalisasi sistem’, mau tidak mau menuntut baik para dosen maupun mahasiswa untuk mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sistem pembelajaran yang semula berbasis pada tatap muka secara langsung di kelas, bukan tidak mungkin akan dapat digantikan dengan sistem pembelajaran yang terintegrasikan melalui jaringan internet (online learning). Adanya perubahan tersebut juga memiliki analisis risk-benefit, di mana keuntungan yang bisa didapatkan antara lain mahasiswa tetap bisa belajar dan tetap bisa mengakses materi pembelajaran tanpa harus hadir di kelas, hal ini pun menjadi keuntungan tersendiri bagi siswa yang mengalami kendala dalam hal jarak dan finansial.

Permasalahan:
1.Apa sajakah dampak yang akan terjadi pada revolusi industri 4.0 dalam pendidikan?

Sabtu, 05 Mei 2018

Presentasi E-Learning Kimia Hasil Pengembangan



Presentasi E-Learning Kimia Hasil Pengembangan

E-learning

Telegram mulai diperkenalkan pada 14 agusts 2013 ke perangkat IOS, kemudian ke android pada tanggal 20 Oktober 2013. Dari segi interface, telegram mempunyai tampilan yang rapi, bersih, dan sederhana. Memiliki teks pesan yang stndar, juga memiliki fitur secret chat yang memungkinkan pesan bisa tersimpan secara rahasia yang hanya mampu diakses oleh si penerima dan pengirim pesan. Dari segi fitur, telegram juga tak kalah dengan aplikasi lain, misalnya :
  • Grup , sebagian besar aplikasi pesan instan memiliki fitur grup, akan tetapi yang membuat berbeda pada telegram adalah kemampuannya dalam menampung 5.000 lebih orang dan pesan yang dikirim di grup juga akan terenkripsi
  • Channel, fitur ini hampir mirip dengan fitur yang dipunyai Black Berry Massenger. Meski berbeda tipis dengan grup, channel dapat difungsikan untuk kegunaan yang lebih luas, misalnya untuk brand atau perusahaan. Disana mampu mendaapatkan anggota tak terbatas , menyebarkan informasi terbaru dan menjangkau anggota dengan cepat dan gratis.
  • Keamanan, telegram handal dalam hal kemanan. Mereka menerapkan skema enkripsi simetrik bernama MTProt

Sebagai seorang guru haruslah mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada, guna mempermudah dalam pengajaran dan mendapatkan hasil yang optimal bagi mata pelajaran yang diampunya. Penerapan dari e-learning pada semua mata pelajaran itu sendiri telah berlangsung sejak 10 tahum lamaya. Semua guru tidak dapat lagi menghindari hal ini. Mau tidak mau, suka tidak suka, semua guru haruslah mampu menggunakan teknologi yang ada dan harus mampu menrapkannya untuk mata pelajaran yang ia mampu.
banyak situs E-learning yang dapat kita gunakan sebagai seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. berikut merupakan contoh e-learning 









permasalahan:
1. apa kendala terbesar yang mungkin di alami siswa dan guru jika menggunakan media ini?